Kisah Ponaryo Astaman Mendapat Julukan Sama Seperti Michael Ballack

Mukhammad Najmul Ula - Jumat, 10 Juli 2020 | 05:00 WIB
 Michael Ballack berebut bola dengan Cesc Fabregas di pertandingan final Piala Eropa, 29 Juni 2008.
Michael Ballack berebut bola dengan Cesc Fabregas di pertandingan final Piala Eropa, 29 Juni 2008.

Ponaryo Astaman, kini berusia 40 tahun, belakangan mengenang kisahnya mengalami kebuntuan sebagai nomor dua sepanjang kariernya.

"Selama karier, pertama merasakan juara itu di Sriwijaya," ujar Ponaryo saat live Instagram di akun resmi Borneo FC.

"Jadi, sebelum juara, saya merasakan beberapa kali runner-up di PSM, dua kali, dan di Malaysia juga runner-up," jelasnya.

Memang, Ponaryo tercatat hanya menjadi runner-up bersama PSM Makassar di Liga Indonesia musim 2001 dan 2003.

Saat merantau ke Malaysia bersama Telekom Malaka pada 2005/06, Ponaryo pun hanya menjadi runner-up Liga Malaysia.

Ponaryo Astaman saat memperkuat Sriwijaya FC.
Deni Denaswara/Tribun Jabar
Ponaryo Astaman saat memperkuat Sriwijaya FC.

Bahkan, peruntungan Ponaryo tetap saja buruk di tim nasional Indonesia.

"Pokoknya beberapa kali runner-up termasuk juga di timnas, sampai diolok-olok sebagai Mr. Runner-up," pungkasnya.

Memang, timnas Indonesia sempat tiga kali beruntun menjadi runner-up Piala AFF pada 2000, 2002, dan 2004.

Ponaryo baru mendapat trofi pada usia 32 tahun bersama Sriwijaya FC, berupa Liga Super Indonesia 2011/12.

Gelar penutup karier bagi Ponaryo ialah Piala Gubernur Kaltim 2016 bersama klub terakhirnya, Borneo FC.

Baca Juga: Gol Titus Bonai Bersama Persipura Jadi Kandidat Gol Melengkung Terbaik di Piala AFC


Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.