Minim Akurasi, Persib Bandung Usul Rapid Test di Liga 1 2020 Diganti Swab Test

Mukhammad Najmul Ula - Selasa, 30 Juni 2020 | 08:10 WIB
Ilustrasi berita Shopee Liga 1 2020.
NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM
Ilustrasi berita Shopee Liga 1 2020.

BOLANAS.COM - Persib Bandung mengusulkan agar PSSI mengganti metode rapid test di Liga 1 2020 mendatang atas alasan akurasi.

Dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, merespons rencana PSSI mewajibkan rapid test berkala di Liga 1 2020.

Sebelumnya, PSSI berencana mewajibkan rapid test sebagai protokol kesehatan wajib di Liga 1 2020 untuk deteksi dini virus corona atau Covid-19.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan juga telah menyatakan pihak PSSI akan menanggung sepenuhnya biaya rapid test di seluruh klub Liga 1 2020.

Baca Juga: Nadeo Argawinata Sang Primadona: Mirip Banyak Karakter Terkenal dan Diduga Miliki Darah Keturunan

PSSI lebih memilih formula rapid test di Liga 1 2020 lantaran dapat dijangkau dengan biaya lebih murah.

Dilansir dari Kompas.com, biaya rapid test di Indonesia saat ini berkisar Rp250.000 hingga Rp350.000 untuk satu orang.

Dengan demikian, apabila rombongan suatu klub berjumlah 30 orang, makan akan dibutuhkan minimal Rp7,5 juta bagi setiap klub.

Meski begitu, penggunaan rapid test di Liga 1 2020, alih-alih swab test, dikritik banyak kalangan.

Baca Juga: Jadwal Latihan Persib Bandung, Ini Penjelasan dari Robert Rene Alberts

Metode rapid test dinilai memiliki akurasi minim untuk mengetahui infeksi Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia, Doni Monardo, serta dokter tim nasional Indonesia, Syarif Alwi, lebih menyarankan penggunaan swab test.

Memang, metode swab test berbiaya lebih mahal, yaitu Rp1,5 juta hingga Rp2 juta untuk satu orang.

Dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, menjelaskan mengapa PSSI harus menghindari rapid test.

Dokter tim Persib Bandung, M. Rafi Ghani saat menjelaskan antisipasi wabah virus Corona.
Dok. Persib Bandung
Dokter tim Persib Bandung, M. Rafi Ghani saat menjelaskan antisipasi wabah virus Corona.

"Kalau untuk rapid test, hanya untuk mengetahui antibodi pada seseorang, artinya pembentukan antibodi perlu waktu," ujar Rafi, dikutip dari Kompas.com (29/6/2020).

"Artinya dari awal terpapar dia butuh 7 sampai 10 hari untuk pembentukan antibodi, atau si antibodi ini memang reaktif, tetapi padahal atletnya atau orang tersebut sudah sehat, artinya virusnya sudah tidak ada," jelasnya.

Oleh karena itu, Rafi menginginkan agar PSSI mengganti metode tes dengan swab test.

"Jadi, usulan saya swab PCR test memang yang lebih baik, ke sananya kami ikuti protokol kesehatan yang baik," pungkasnya.

Baca Juga: Dirut PT LIB Bocorkan Kemungkinan Liga 2 Akan Digelar di Luar Pulau Jawa


Editor : Mukhammad Najmul Ula
Sumber : Kompas.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Verifikasi akun KG Media ID
nama
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.